Kali ini gue mau bahas soal rokok nih, pembahasan yang menurut gue penuh pro kontra dan kalau dibahas dalam debat mungkin gak bakalan selesai tiga kali puasa tiga kali lebaran. Gue sendiri ngerokok semenjak kuliah ya biarpun belakangan lagi berusaha berenti dan mulai sadar efek dari rokok di badan gue. Gue sendiri heran kenapa rokok harus dijadikan kambing hitam dari semua permasalahan. Misal, kalo ada pasangan yang si cewek gak suka rokok dan ternyata baru tau kalo si cowok ngerokok gue jamin pasti si cewek bakal ngambek tujuh turunan atau bisa jadi diputusin cuma gara-gara rokok. Atau contoh sebaliknya misalkan ada cewek ngerokok, pasti kebanyakan orang menjudge negatif cewek itu. Gue bingung, sebenernya apa sih salahnya rokok? Dia kan cuma lintingan rempah-rempah kering yang dibakar terus dihisap (biarpun hasil penelitian menunjukkan kalau rokok itu beracun).
Di Indonesia sendiri tingkat perokok udah banyak banget, bahkan kalo misalkan disurvei buat ngebandingin lebih banyak mana cowok perokok aktif sama perokok pasif pasti kebanyakan perokok aktif. Dan lebih mirisnya lagi, banyak perokok masih dari kalangan dibawah umur yang seharusnya mereka masih ngemutin permen atau bahkan nete sama emaknya tiap pulang sekolah. Jadi siapa yang salah? Orang tua kah? Atau pemerintah yang membebaskan penjualan rokok di Indonesia? Kalau mau ditentukan siapa yang salah menurut gue semua pihak salah termasuk si anak yang merokok itu. Terlalu naif kalau kita menyalahkan orang tua dan pemerintah tanpa menyalahkan si pelaku itu sendiri.
Oke stop pembahasan bocah-bocah yang ngerokok, gue sendiri bukan tipe orang yang mengkambing hitamkan rokok dan menganggap rokok sebagai sesuatu yang sepenuhnya dosa dan haram (selama belum adanya fatwa dari MUI). Menurut gue selain punya dampak negatif, rokok juga punya dampak positif. Gak percaya? Oke gue bakal jabarin kenapa menurut gue rokok punya dampak positif.
Pertama, rokok menghidupi ratusan ribu bahkan jutaan buruh. Udah gakbisa dibantah lagi kalau industri rokok di Indonesia ini udah jadi Industri besar. Banyak tenaga kerja yang diserap dari industri yang satu ini dan kalau pada akhirnya rokok di musnahkan secara perlahan mau dikemanakan ratusan ribu bahkan jutaan buruh tersebut?
Kedua, rokok merupakan salah satu industri penyumbang pajak terbesar. Selain tambang, industri rokok juga dikenakan pajak yang sangat tinggi maka dari itu pemerintah masih belum berani mengambil langkah pasti buat menghapuskan atau mengharamkan rokok di Indonesia.
Ketiga, rokok bisa menjadi ciri khas negara Indonesia. Kenapa gue bilang ciri khas? Karena sebagian orang diluar negeri udah mengakui kalo rokok di Indonesia (khususnya kretek) itu punya cita rasa yang tinggi dibandingkan rokok yang mereka buat. Coba bayangkan kalo industri rokok lebih dikembangkan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa ngalahin popularitas Brazil yang terkenal dengan industri kopinya.
Keempat, banyak petani tembakau yang bergantung pada industri rokok. Kalau ini gue bahas dari sektor pertaniannya. Petani tembakau itu bergantung banget sama industri rokok, karena industri rokoklah mereka memilih jadi petani tembakau ketimbang yang lainnya. Bayangkan bagaimana nasib para petani kalau industri rokok dimatikan?
Oke cukup penjelasan dampak positifnya. Gue sendiri agak prihatin ngeliat industri rokok belakangan ini. Kalo lo baca berita mungkin lo tau kabar kalo salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia menutup beberapa pabrik rokoknya (khususnya kretek). Gue ngerasa pemerintah seakan-akan berusaha mematikan industri yang menghidupi banyak orang ini secara perlahan. Bahkan di Bandung sendiri akan dibuat peraturan dilarangnya iklan rokok dikota tersebut. Well, gue tau rokok itu gak baik buat kesehatan, tapi kalo industri rokok mati bukannya menambah pengangguran dan meningkatkan kejahatan ya? Dilema besar memang. Menurut gue daripada perlahan mematikan industri rokok, pemerintah sebaiknya lebih merubah pola pikir masyarakat tentang rokok dan lebih menjelaskan kepada masyarakat apa aja dampak dari rokok. Mengubah pola pikir gue rasa lebih baik ketimbang mematikan industri rokoknya.
Tujuan gue ngejelasin itu semua BUKAN berarti menganjurkan semua orang untuk merokok. Menurut gue pilihan untuk merokok itu ada di tangan kalian semua, di belakang bungkus rokok udah ditulis kok apa-apa yang bisa terjadi kalau kita merokok. Jadi, jangan lagi kita kambing hitamkan rokok. Selamat Hari Bebas Tembakau Sedunia!
Di Indonesia sendiri tingkat perokok udah banyak banget, bahkan kalo misalkan disurvei buat ngebandingin lebih banyak mana cowok perokok aktif sama perokok pasif pasti kebanyakan perokok aktif. Dan lebih mirisnya lagi, banyak perokok masih dari kalangan dibawah umur yang seharusnya mereka masih ngemutin permen atau bahkan nete sama emaknya tiap pulang sekolah. Jadi siapa yang salah? Orang tua kah? Atau pemerintah yang membebaskan penjualan rokok di Indonesia? Kalau mau ditentukan siapa yang salah menurut gue semua pihak salah termasuk si anak yang merokok itu. Terlalu naif kalau kita menyalahkan orang tua dan pemerintah tanpa menyalahkan si pelaku itu sendiri.
Oke stop pembahasan bocah-bocah yang ngerokok, gue sendiri bukan tipe orang yang mengkambing hitamkan rokok dan menganggap rokok sebagai sesuatu yang sepenuhnya dosa dan haram (selama belum adanya fatwa dari MUI). Menurut gue selain punya dampak negatif, rokok juga punya dampak positif. Gak percaya? Oke gue bakal jabarin kenapa menurut gue rokok punya dampak positif.
Pertama, rokok menghidupi ratusan ribu bahkan jutaan buruh. Udah gakbisa dibantah lagi kalau industri rokok di Indonesia ini udah jadi Industri besar. Banyak tenaga kerja yang diserap dari industri yang satu ini dan kalau pada akhirnya rokok di musnahkan secara perlahan mau dikemanakan ratusan ribu bahkan jutaan buruh tersebut?
Kedua, rokok merupakan salah satu industri penyumbang pajak terbesar. Selain tambang, industri rokok juga dikenakan pajak yang sangat tinggi maka dari itu pemerintah masih belum berani mengambil langkah pasti buat menghapuskan atau mengharamkan rokok di Indonesia.
Ketiga, rokok bisa menjadi ciri khas negara Indonesia. Kenapa gue bilang ciri khas? Karena sebagian orang diluar negeri udah mengakui kalo rokok di Indonesia (khususnya kretek) itu punya cita rasa yang tinggi dibandingkan rokok yang mereka buat. Coba bayangkan kalo industri rokok lebih dikembangkan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa ngalahin popularitas Brazil yang terkenal dengan industri kopinya.
Keempat, banyak petani tembakau yang bergantung pada industri rokok. Kalau ini gue bahas dari sektor pertaniannya. Petani tembakau itu bergantung banget sama industri rokok, karena industri rokoklah mereka memilih jadi petani tembakau ketimbang yang lainnya. Bayangkan bagaimana nasib para petani kalau industri rokok dimatikan?
Oke cukup penjelasan dampak positifnya. Gue sendiri agak prihatin ngeliat industri rokok belakangan ini. Kalo lo baca berita mungkin lo tau kabar kalo salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia menutup beberapa pabrik rokoknya (khususnya kretek). Gue ngerasa pemerintah seakan-akan berusaha mematikan industri yang menghidupi banyak orang ini secara perlahan. Bahkan di Bandung sendiri akan dibuat peraturan dilarangnya iklan rokok dikota tersebut. Well, gue tau rokok itu gak baik buat kesehatan, tapi kalo industri rokok mati bukannya menambah pengangguran dan meningkatkan kejahatan ya? Dilema besar memang. Menurut gue daripada perlahan mematikan industri rokok, pemerintah sebaiknya lebih merubah pola pikir masyarakat tentang rokok dan lebih menjelaskan kepada masyarakat apa aja dampak dari rokok. Mengubah pola pikir gue rasa lebih baik ketimbang mematikan industri rokoknya.
Tujuan gue ngejelasin itu semua BUKAN berarti menganjurkan semua orang untuk merokok. Menurut gue pilihan untuk merokok itu ada di tangan kalian semua, di belakang bungkus rokok udah ditulis kok apa-apa yang bisa terjadi kalau kita merokok. Jadi, jangan lagi kita kambing hitamkan rokok. Selamat Hari Bebas Tembakau Sedunia!