Awalnya gue gak merencanakan kalo gue bakal pergi ke Lombok sampai akhirnya H-3 sebelum keberangkatan, Bokap ngabarin kalo dia mau ke Lombok buat urusan kantornya. Gue pun terpikir untuk ikut Bokap ke Lombok tapi dengan akomodasi sendiri dan rencana gue sendiri. Setelah minta izin, akhirnya gue pun memesan tiket pesawat dan mempersiapkan segala hal buat berkelana di pulau Lombok untuk pertama kalinya sendirian.
Baca curhatan gue yang ini juga dong hehe
Senin, 8 Mei 2017
Berhubung rumah gue cukup jauh dari Cengkareng, gue pun memutuskan untuk tiba di Bandara 3 jam lebih awal dari jadwal keberangkatan pesawat gue yaitu jam 09.05. Gue dan bokap udah siap di Bandara dari jam 6 pagi. Bokap berangkat setengah jam lebih awal karena pesawat kita berbeda (gue nyari yang lebih murah). Tiga jam menunggu di bandara dan akhirnya gue pun naik pesawat.
Sesampainya di pesawat, gue mulai kepikiran, mau kemana ya selama di Lombok? Gue biasanya merencanakan segala hal secara detail sebelum melakukan trip ke suatu kota, tapi kali ini, gue biarkan semesta yang menentukan kemana gue bakal jalan. Satu-satunya persiapan yang gue lakukan (selain barang bawaan tentunya) adalah tempat menginap, transportasi dari bandara menuju hostel, dan sepeda motor buat gue berkeliling di pulau yang satu ini. Sampai akhirnya, semesta pun memberikan petuahnya kepada gue.
Di depan bangku pesawat gue, tersedia majalah dan booklet yang isinya petunjuk keselamatan. Sejujurnya gue jarang buka majalah di pesawat karena menurut gue isinya kebanyakan cuma seputar kegiatan dari maskapai itu sendiri. Tapi saat itu gue iseng buat buka majalah dan ada satu liputan mengenai Lombok yang bikin gue tertarik. Yaitu seputar bukit Merese.
![]() |
Cover Majalah yang saat itu gue baca |
Sebelum gue merencanakan ke Lombok, di bayangan gue, Lombok itu sama kayak Sumba dengan padang Savana yang bikin pikiran tenang. Sampai akhirnya, ulasan tentang bukit Merese di majalah yang gue baca di pesawat bikin gue yakin kalo tempat ini adalah tempat yang gue cari buat menenangkan pikiran. Artikel tentang bukit merese pun gue foto sebagai bekal gue untuk mengunjunginya nanti.
Pesawat pun landing, dan ojek mahasiswa yang gue pesan sebelumnya pun sudah siap untuk menjemput gue. Di sepanjang jalan gue ngobrol soal makanan khas yang ada di Lombok dan harga yang ditawarkan buat makanan (karena gue bawa budget terbatas jadi gue tanyakan ini). Fyi, ojek mahasiswa yang ada di Lombok ini digagas oleh para mahasiswa yang sadar akan kegabutannya selama kuliah. Jadi yang nganterin gue ini notabene adalah mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Lombok yang mencari nafkah di sela-sela kegabutannya sebagai Mahasiswa. Namanya, Furqan, doi asli Sumba tapi merantau ke Lombok buat kuliah.
Mas Furqan ini terbilang sabar dan asik karena sepanjang jalan gue banyak nanya dan doi dengan sabarnya ngejawab pertanyaan gue yang terkadang nyeleneh. Sampai akhirnya gue tiba di tujuan gue, yaitu kantor temen nyokap buat singgah dan silaturahim sebentar. Sesampainya di kantor, gue langsung disambut dengan ramah. Si Bapak yang biasa gue panggil Pak Ustad ini ngobrol banyak seputar kegabutan gue dan rencana selama gue di Lombok.
Sambil ngobrol-ngobrol, gue berusaha untuk menghubungi rental motor yang udah gue booking sebelumnya. Panggilan pertama : gagal. Panggilan kedua : gagal lagi. Gue pun bergumam dalam hati "Anjir, ini orang serius rental motor betulan gak sih!". Sampai akhirnya di panggilan ketiga diangkat, namun kemudian dimatikan. Pikiran gue semakin gaenak dan kacau balau, didalam hati gue cuma mikir "terus gue ngapain kesini kalo ga ada motor buat mobilisasi?". Gak lama kemudian, pihak rental motor pun ngechat gue dan menjelaskan kalau stok motor mereka lagi kosong karena ada orang yang extend masa peminjamannya. Gue yang kesel bukan main cuma bisa curhat ke Pak Ustad didepan gue kalo motor yang mau gue sewa ternyata lagi kosong.
Pak Ustad yang kayaknya kasihan sama gue, berbaik hati dengan meminjamkan salah satu motornya kepada gue dan gue dengan perasaan gak enak hati harus menerima tawaran tersebut. Motornya pun gue pinjam dan gue meluncur ke Hostel yang udah gue pesan sebelumnya. Bermodalkan Google Maps, gue menuju lokasi Hostel gue di daerah Senggigi. Gak susah buat nyari hostel ini karena lokasinya yang ada di dekat jalan utama di bibir pantai Senggigi. Akan tetapi, masalah berikutnya muncul ketika gue sampe di Hostel ini.
HOSTELNYA TUTUP!!! Gue langsung menggerutu, "Anjir hostel apaan ini tutup, ini dia niat mau nyewain penginapan apa nggak sih!". Gue pun akhirnya menghubungi nomor yang tertempel di pintu Hostel tersebut. Beruntung, kali ini sekali panggilan saja cukup dan telpon gue langsung diangkat. Ternyata yang ngangkat adalah ibu-ibu yang tanpa basa-basi langsung bilang kalo Hostelnya lagi ditutup sementara karena ada masalah di dalam manaejemennya. Gue pun panik, sambil bergumam, "Motor udah dapet, ini terus gue tidur dimana?" Akhirnya gue berusaha menghubungi ibu itu lewat SMS, kurang lebih begini isi SMS gue "Bu, maaf, ini saya udah pesan lewat Tr****a, uang udah saya bayarkan trus saya gimana ini bu?"
Sambil menunggu jawaban, gue pun berinisiatif menghubungi Mas Furqan yang tadi menjemput gue ke Bandara. Gue langsung berusaha mencari solusi dan bertanya ke doi apakah ada kos harian di tempatnya yang bisa gue sewa buat 2 malem aja. Mas Furqan dengan kebaikan hatinya pun berkata "Gak ada mas, saya gak tau. Tapi kalo mau, mas bisa nginep di kosan saya". WOW, orang ini baik banget. Baru kenal dan dia rela mau berbagi kamar sama gue, orang asing yang baru sekali ketemu sama dia. Dengan perasaan tidak enak (lagi) gue pun memutuskan untuk mengiyakan tawaran dari Mas Furqan sambil menunggu jawaban dari ibu-ibu hostel.
Lima menit kemudian, si ibu-ibu hostel menjawab "15 menit lagi saya kesana, tunggu ya". Gue semakin bingung, dia kesini apakah untuk membukakan pintu Hostel atau justru untuk mengusir gue? Sampai akhirnya 15 menit pun berlalu, si Ibu hostel ini pun tiba dan menjelaskan secara detail mengapa Hostel ini ditutup sementara. Di akhir, dia membukakan pintu dan mempersilahkan gue untuk masuk dan menginap di Hostel ini. Ya, gue adalah satu-satunya orang yang ada di Hostel itu, SENDIRIAN!
![]() |
Hostel tempat gue menginap waktu itu |
Pertama kali masuk, kesan pertama gue adalah, Creepy. Yup, bangunannya udah agak lama namun masih terawat. Tapi, tetep aja kesan serem gabisa ilang karena bangunan ini terlihat udah cukup lama gak digunakan dan gue adalah satu-satunya yang menginap disini. Gue pun akhirnya memberanikan diri untuk tetap stay disini dan segera membersihkan badan. Setelah mandi, gue sedikit berkeliling hostel ini dan mencari tahu apakah hostel ini benar-benar hostel atau justru tempat lain yang disamarkan menjadi hostel kayak di film-film horror. Beruntung, rupanya tempat ini benar-benar hostel dan gue bisa sedikit tenang untuk sementara waktu.
Setelah membersihkan badan, gue pun langsung menyusun agenda gue selama di Lombok 3 hari kedepan. Destinasi pertama gue adalah.....sekitaran Senggigi dulu karena gue sudah cukup lelah dengan drama di hari pertama dan mau istirahat lebih cepat untuk mengisi energi keesokan harinya. Hehe.
Hari mulai malam dan gue memilih untuk stay di hostel gue. Gue tidur lebih cepat malam itu sekitar jam 9 malam. Disaat tidur, perasaan gue campur aduk antara takut di malam hari ada yang nyamperin gue dan melakukan hal yang aneh-aneh sampai motor pinjaman yang gue parkir didepan hostel begitu aja. Gue cukup trauma soal kehilangan motor karena pengalaman gue yang pernah kehilangan motor sebelumnya. Sampai akhirnya gue terbangun karena..........
(to be continued)
0 comments:
Post a Comment